Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang akan dijalankan oleh Badan Gizi Nasional mulai Januari 2025. Program ini telah menarik perhatian dari Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio.
Pendapat Pengamat
Menurut Agus, program ini merupakan langkah positif dalam meningkatkan gizi anak-anak dan juga menciptakan peluang kerja baru untuk sebagian masyarakat. Namun, Agus menyatakan kekhawatirannya terhadap pelaksanaan program tersebut.
Potensi Masalah Lingkungan
Agus menyoroti potensi masalah lingkungan yang mungkin timbul dari pelaksanaan program makan bergizi gratis, terutama terkait dengan pengelolaan sampah kemasan. Meskipun tujuan program ini mulia dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak, Agus mengingatkan bahwa aspek keberlanjutan harus menjadi bagian integral dari rencana implementasi.
Solusi Potensial
Agus menyarankan agar ada persiapan yang matang terkait dengan air minum atau susu yang akan disediakan dalam program ini. Kemasan yang digunakan juga harus dipertimbangkan dengan baik agar tidak menimbulkan masalah baru. Dia juga menekankan pentingnya pengawasan mulai dari kualitas makanan hingga kualitas bahan baku.
Pengalaman Pilot Project di Yogyakarta
I Dewa Made Agung Kertha Nugraha, Co-founder & Direktur Eksekutif Indonesia Food Security Review (IFSR), menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu pihaknya telah menjalankan pilot project program Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta. Dari pengalaman tersebut, ia menyatakan bahwa tidak ada masalah baru terkait dengan sampah kemasan.
Kerjasama dengan Produsen Susu
IFSR bekerja sama dengan produsen susu di Yogyakarta untuk menjalankan pilot project program makan bergizi gratis. Mereka menggunakan susu bubuk atau susu fortifikasi yang diseduh dan disajikan di sekolah. Anak-anak sekolah tinggal minum dari gelas atau tumbler yang disediakan, sehingga tidak banyak sampah kemasan yang dihasilkan.
Implementasi Program
Untuk menjaga keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis, penting bagi pemerintah dan Badan Gizi Nasional untuk bekerja sama dengan instansi terkait dalam pengelolaan sampah kemasan. Langkah-langkah konkret seperti daur ulang dan penggunaan kemasan ramah lingkungan harus menjadi prioritas dalam implementasi program ini.
Kesimpulan
Program Makan Bergizi Gratis merupakan langkah positif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, namun perlu adanya perencanaan dan pengawasan yang baik untuk mengatasi potensi masalah lingkungan. Dengan kerjasama yang solid antara pemerintah, Badan Gizi Nasional, dan pihak terkait lainnya, diharapkan program ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.