Pemerintah Jakarta telah mengemukakan wacana penghapusan TransJakarta koridor 1 Blok M-Kota, yang langsung ditolak oleh warga setempat. Rencana ini muncul seiring dengan proyek MRT Lebak Bulus hingga Kota, dengan tujuan efisiensi subsidi. Pemprov Jakarta juga menyatakan niatnya untuk menyesuaikan tarif MRT jika koridor 1 TransJakarta benar-benar dihapus, dengan target selesai proyek MRT Lebak Bulus-Kota pada tahun 2029.
Reaksi Warga Terhadap Penghapusan Koridor 1
Warga merasa bahwa rencana tersebut akan mempersulit kehidupan sehari-hari. Beberapa alasan penolakan yang disampaikan antara lain adalah perbedaan tarif antara MRT dan TransJakarta serta nilai historis Koridor 1 sebagai rute pertama TransJakarta.
Menolak karena Tarif MRT Lebih Mahal
Fahri, seorang pengguna setia TransJakarta, menentang keras penghapusan koridor 1. Dia berpendapat bahwa penggunaan TransJakarta lebih menguntungkan bagi masyarakat menengah ke bawah dibandingkan MRT yang tarifnya lebih tinggi. Dia juga menyayangkan jika halte-halte TransJakarta dinonaktifkan karena koridor 1 dihapus.
Banyak Kenangan di Koridor 1
Adam, seorang warga lain, juga khawatir dengan peningkatan biaya transportasi jika harus beralih ke MRT. Dia merasa bahwa mencari uang saat ini semakin sulit dan banyak orang akan kesulitan jika rute Blok M-Kota dihapus. Dia menyoroti banyak kenangan yang dimiliki warga di Koridor 1 sebagai rute transportasi utama sejak tahun 2004.
Alasan Dishub Jakarta Mau Hapus Koridor 1
Kadishub Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa penghapusan koridor 1 dilakukan untuk efisiensi pengelolaan dana PSO (public service obligation) karena rute tersebut bersinggungan sepenuhnya dengan rute MRT Lebak Bulus-Kota yang akan beroperasi pada tahun 2029. Dia menegaskan bahwa kebijakan rerouting dilakukan agar TransJakarta dan MRT tidak bersinggungan sepenuhnya.
(haf/haf)