Jakarta –
Salah satu pertimbangan dalam membeli kendaraan adalah harga purna jual alias harga ketika kendaraan tersebut dijual kembali dengan status bekas. Begitu juga dengan motor listrik, harga purna jual sering dipertanyakan konsumen.
Sebenarnya laku nggak sih jika motor listrik dijual kembali? Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi penjualan motor listrik bekas, antara lain merek dan kondisi motor listrik, serta ketersediaan dealer motor listrik bekas.
Faktor Pengaruh Penjualan Motor Listrik Bekas
Berdasarkan penjelasan Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) yang dikutip detikoto, berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan motor listrik bekas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Merek Motor Listrik Bekas
Hal pertama yang bisa mempengaruhi penjualan motor listrik bekas adalah merek dan modelnya. Abdullah Alwi selaku Sekretaris AISMOLI menjelaskan ada tipe low-end dan high-end.
“Jadi kembali lagi ke motornya, ada motor yang low end dan high end. Kalau yang high end, orang pasti mau beli, apalagi kalau aftersales-nya masih bagus. Orang kan yang penting aftersales-nya terjamin, sparepart-nya terjamin, orang beli seken pun mau, yang penting bisa dibenerin,” kata Alwi kepada detikOto beberapa waktu lalu.
2. Kondisi Motor Listrik Bekas
Kondisi mesin dan bodi motor listrik bekas tentunya berdampak pada harga serta pasaran kendaraan. Mesin dan bodi motor yang masih baik tentu akan diminati serta memberi harga lebih mahal.
“Kalau kualitas motornya bagus dan ada layanan purnajualnya, pasti harga second-nya masih terjamin lah. Terlepas jatuh atau nggaknya tergantung hukum ekonomi lah,” ujar alwi.
3. Baterai Motor Listrik Bekas
Baterai merupakan komponen penting pada motor listrik. Semakin lama dipakai, tentu kualitas baterai motor listrik semakin menurun. Hal ini menjadi risiko konsumen jika membeli motor listrik bekas.
Namun perlu dicatat bahwa pergantian meterai motor listrik tidak membutuhkan biaya besar untuk melakukan penggantian baterai. Beberapa motor listrik menggunakan sistem swap baterai.
4. Ketersediaan Dealer Motor Listrik Bekas
Yang terakhir adalah faktor ketersediaan dealer motor listrik bekas. Tidak dipungkiri keberadaan dealer motor listrik memang belum banyak, namun jumlahnya terus bertambah.
Menurut Alwi, jumlah dealer motor listrik bekas yang minim ini termasuk wajar, mengingat populasi motor listrik yang masih sedikit. Bahkan jika dibandingkan dengan motor konvensional, perbandingannya sangat jauh.
“Motor bensin ada 130 juta unit, beda jauh dari motor listrik (yang hanya 75 ribu unit). Kalau dicari di marketplace ada, orang jual perorangan juga ada. Tapi kalau kita ngomongin yang baru 75 ribu itu ya tertutup sama jumlah motor bensin lah,” ungkapnya.
Alwi juga menyebut saat ini motor listrik masih dianggap baru, sehingga masih sedikit pengguna yang berniat menjualnya. Seiring waktu, dia yakin jual beli motor listrik bekas akan semakin ramai.
“Jadi, orang biasanya jual-beli motor listrik secara personal. Lagipula masih baru lah, anggap aja baru 2020 populernya. Jadi masih pada senang (pakai motor listrik),” katanya.
Demikian gambaran mengenai pasar motor listrik bekas yang cenderung masih sepi peminat. Seiring populasinya yang semakin tinggi, tentu pasar motor listrik bekas juga semakin luas dengan harga makin baik. Tentunya jika didukung layanan purna jual memadai bagi motor listrik.
(bai/row)