Menteri BUMN Erick Thohir Menerima Kunjungan Duta Besar AS dan Pimpinan US Asian Chambers
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerima kunjungan dari Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, dan salah satu pimpinan US Asian Chambers, McFeeters, di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, pada Kamis (5/12) kemarin. Pertemuan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari pertemuan bilateral Presiden Prabowo Subianto ke AS beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Erick menawarkan sejumlah peluang kerja sama di beberapa sektor, termasuk penambahan pesawat dan industri semikonduktor. Ia menyinggung dua raksasa produsen pesawat dan chip, yakni Boeing dan Intel.
Erick menegaskan keberpihakannya terhadap pasar global yang memungkinkan investasi AS masuk ke Indonesia. Meskipun ada perbedaan dalam sistem ekonomi Indonesia-AS, Erick menekankan bahwa Indonesia mengutamakan ekonomi Pancasila untuk menciptakan keseimbangan.
Ajak Boeing Tambah Unit Pesawat
Erick menawarkan kerja sama dengan AS melalui penambahan jumlah unit pesawat Boeing di Indonesia. Sektor angkutan udara menjadi fokus utama dalam kerja sama ini karena Indonesia membutuhkan peningkatan jumlah pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi yang semakin meningkat.
Meski belum menetapkan jumlah pasti pesawat yang akan ditambah, Erick menyatakan kesiapannya untuk menerima hingga 100 pesawat produksi Boeing. Dia juga mencatat pentingnya kerja sama dengan Eximbank dan leasing company untuk negosiasi dengan maskapai penerbangan di Indonesia.
Ajak Intel Garap Semikonduktor
Erick juga mengundang Intel untuk berinvestasi di sektor semikonduktor Indonesia. Berdasarkan laporan produksi PT Freeport Indonesia, Erick menyoroti potensi Indonesia dalam memproduksi bahan baku semikonduktor, seperti selenium. Dia menantang Intel untuk bekerja sama dengan semikonduktor Indonesia dan memanfaatkan potensi yang ada.
Dukungan dari Pemerintah
Erick menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah, termasuk arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, dalam memperkuat industri Indonesia. Melalui kerja sama dengan perusahaan asing seperti Boeing dan Intel, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan inovasi di berbagai sektor.
Dalam upaya menghadapi persaingan global, Erick juga menggarisbawahi pentingnya membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS. Dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki kedua negara, kerja sama di bidang pesawat dan semikonduktor diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak.
Dengan demikian, pertemuan antara Menteri BUMN Erick Thohir, Duta Besar AS Kamala Shirin Lakhdhir, dan pimpinan US Asian Chambers McFeeters di Kementerian BUMN Jakarta Pusat menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. Melalui kerja sama yang solid dan berkelanjutan, kedua negara diharapkan dapat mencapai kemajuan yang lebih baik di masa depan.