News  

Evaluasi Tata Ruang PSN Tropical Coastland PIK 2 oleh Menteri ATR/BPN

Evaluasi Tata Ruang PSN Tropical Coastland PIK 2 oleh Menteri ATR/BPN

Proyek Strategis Nasional Pariwisata Tropical Coastland: Tantangan dan Solusi

Proyek Strategis Nasional (PSN) Pariwisata Tropical Coastland telah menjadi sorotan utama dalam pembahasan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Indonesia. Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan proyek ini, termasuk ketidaksesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi dan kota, serta kekurangan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Dalam tinjauan yang dilakukan, terungkap bahwa sebagian besar kawasan PSN Pariwisata Tropical Coastland merupakan kawasan hutan lindung. Hal ini menimbulkan permasalahan yang masuk ke dalam ranah Kementerian Kehutanan. Namun, Nusron Wahid menegaskan bahwa ada keringanan yang dapat diberikan melalui rekomendasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) dari pihaknya.

Dalam konteks regulasi, UU Cipta Kerja Nomor 6 Tahun 2023 dan Perpres Nomor 58 Tahun 2017 menjadi landasan penting dalam pengembangan proyek PSN. Namun, keputusan untuk memberikan rekomendasi KKPR harus dipertimbangkan dengan seksama mengingat sebagian lahan PSN masuk ke dalam kawasan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B).

Proyek PSN Pariwisata Tropical Coastland menjadi fokus utama dalam upaya mencapai swasembada pangan, swasembada energi, hilirisasi, dan pembangunan Giant Sea Wall Jakarta dan Pantai Utara Jakarta. Dalam konteks ini, kajian teknis kesesuaian pemanfaatan ruang menjadi kunci dalam mengeluarkan rekomendasi.

Selain itu, proyek ini juga menjadi bagian dari pengembangan wilayah baru yang diinisiasi dalam PSN tahun 2024 di era Presiden 2014-2024. Dengan luas lahan mencapai 1.705 hektare, proyek ini menjangkau sepanjang Pesisir Pantai Utara Tangerang dari Desa Muara hingga Desa Kronjo.

Dalam pengembangan proyek PSN ini, Aguan yang merupakan pemilik Agung Sedayu Group menjadi salah satu pemangku kepentingan utama. Berbagai desa seperti Tanjung Pasir, Kohod, Muara, Mauk, dan Kronjo turut terlibat dalam proyek ini, dengan kondisi existing berupa tambak, mangrove, dan rawa-rawa.

READ  Bangunan 2 Lantai di Duren Sawit Runtuh Akibat Hujan Deras di Jakarta

Mengingat kompleksitas dan dampak dari proyek PSN Pariwisata Tropical Coastland, perlu adanya kajian mendalam dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait. Keterlibatan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya juga menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan dan keberhasilan proyek ini.

Dengan demikian, proyek PSN Pariwisata Tropical Coastland menawarkan potensi besar dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi ekonomi lokal. Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak bisa diabaikan. Melalui kerja sama dan komitmen bersama, diharapkan proyek ini dapat menjadi contoh sukses dalam pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *