Pada Senin (13/1/2025) malam, sebuah insiden tragis terjadi di kawasan pondok pesantren di Tanjungpandan, Belitung. Seorang anggota Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Randi, menjadi korban penembakan oleh oknum desertir TNI AD, Sertu Hendri. Korban mengalami luka tembak di pinggang sebelah kiri. Peristiwa ini mengejutkan masyarakat dan menyisakan banyak tanya.
Profil Korban dan Pelaku
Serma Randi, anggota Subdenpom Persiapan Belitung, adalah seorang prajurit yang berdedikasi tinggi dalam tugasnya. Sedangkan Sertu Hendri, pelaku penembakan, adalah seorang desertir TNI AD yang telah lari dari satuan sejak tahun 2023. Hendri juga merupakan Daftar Pencarian Orang (DPO) atas sejumlah kasus kejahatan. Kedua individu ini memiliki latar belakang yang sangat berbeda namun terhubung dalam insiden tragis tersebut.
Kronologi Kejadian
Insiden penembakan terjadi pada pukul 00.39 WIB ketika Serma Randi bersama enam anggota lain sedang menangkap seorang Daftar Pencarian Orang (DPO). Pada saat itu, Sertu Hendri tiba-tiba muncul dan menembak korban di pinggang sebelah kiri. Peluru bersarang di perut korban, namun kondisinya stabil karena tidak mengenai bagian vital. Randi langsung dilarikan ke RSUD Marsidi Judono untuk menjalani perawatan medis.
Penyebab Penembakan
Menurut Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama, motif penembakan masih dalam penyelidikan. Namun, dugaan sementara adalah karena Sertu Hendri merasa terancam dengan keberadaan anggota TNI lain yang sedang menangkap DPO. Hendri telah lama berada dalam daftar pencarian dan kemungkinan besar melakukan tindakan desperado untuk menghindari penangkapan.
Reaksi dan Langkah Selanjutnya
Masyarakat dan rekan-rekan Serma Randi sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka menyatakan dukungan penuh untuk kesembuhan korban dan menuntut keadilan untuk pelaku penembakan. Pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif sebenarnya di balik insiden ini.
Kesimpulan
Insiden penembakan anggota Subdenpom Belitung merupakan sebuah tragedi yang harus dijadikan pelajaran bagi semua pihak. Keamanan dan keselamatan anggota TNI harus dijaga dengan baik, dan tindakan preemtif harus dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan kriminal seperti ini di masa depan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang perkembangan kasus ini, Anda dapat mengakses di sini.
(taa/imk)