Pentingnya Konsolidasi Industri Telekomunikasi di Indonesia Menurut Pengamat ITB
Pengamat telekomunikasi dari ITB, Agung Harsoyo, memberikan catatan penting kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terkait lelang frekuensi 1,4 GHz yang sedang berlangsung. Spektrum ini saat ini sedang dalam tahap uji publik dan akan berakhir pada 2 Februari 2025.
Agung menekankan pentingnya konsolidasi industri telekomunikasi di Indonesia, yang telah didorong oleh Komdigi melalui konsolidasi operator seluler. Menurut Agung, konsolidasi ini perlu terus berlangsung tidak hanya di operator seluler, tetapi juga di penyelenggara jasa internet. Hal ini untuk menjaga kesehatan industri telekomunikasi di Tanah Air.
Lelang frekuensi 1,4 GHz memegang peran penting dalam meningkatkan penetrasi fixed broadband. Agung berharap Komdigi dapat menetapkan harga izin pita frekuensi radio (IPFR) yang terjangkau bagi industri. Menurutnya, jika harga IPFR terlalu tinggi seperti pada seluler, maka tujuan pemerintah untuk menyediakan internet murah fixed broadband tidak akan tercapai.
Dalam draft RPM, Komdigi akan menggunakan frekuensi 1,4 GHz untuk penetrasi fixed broadband dan akan membagi wilayah layanan berdasarkan regional. Agung menyoroti pentingnya menjaga harga IPFR agar terjangkau, mengingat karakteristiknya yang berbeda dengan seluler.
Indonesia pernah mengalokasikan frekuensi untuk layanan Broadband Wireless Access (BWA) berdasarkan wilayah, namun konsep tersebut terbukti gagal. Agung berharap Komdigi dapat belajar dari pengalaman tersebut dan melakukan lelang frekuensi 1,4 GHz secara nasional.
Untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat, Agung menyarankan agar Komdigi menetapkan minimal 2 pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz secara nasional. Dengan adanya kerjasama dan spektrum sharing, teknologi 5G dapat diterapkan dengan baik untuk mencapai kecepatan akses hingga 100 Mbps.
Jika Komdigi memutuskan untuk membagi frekuensi 1,4 GHz berdasarkan wilayah, Agung menyarankan agar pembagian wilayah mempertimbangkan daerah yang gemuk dan daerah yang kurus. Hal ini penting untuk memastikan bahwa operator telekomunikasi tidak hanya fokus pada daerah yang menguntungkan saja, namun juga membangun infrastruktur di daerah yang kurang berkembang.
Dengan adanya kebijakan yang tepat dari Komdigi, diharapkan penetrasi broadband di seluruh wilayah Indonesia dapat diperluas dengan harga yang terjangkau. Ini akan mendukung visi pemerintah untuk meningkatkan akses internet bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, konsolidasi industri telekomunikasi dan kebijakan yang tepat dalam lelang frekuensi 1,4 GHz akan memainkan peran penting dalam mengembangkan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia dan meningkatkan akses internet bagi seluruh rakyat. Agung berharap agar Komdigi dapat mempertimbangkan semua catatan penting ini dalam proses lelang frekuensi yang sedang berlangsung.