Kegagalan Panen Menyebabkan Harga Cabai Meroket, Setara dengan Harga Daging Sapi

Kegagalan Panen Menyebabkan Harga Cabai Meroket, Setara dengan Harga Daging Sapi

Sejak beberapa waktu terakhir, harga cabai rawit merah di pasaran mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Bahkan, harga cabai rawit merah tembus Rp 130.000 per kilogram (kg), setara dengan harga daging sapi. Hal ini tentu membuat banyak orang terkejut dan khawatir akan dampaknya terhadap kestabilan ekonomi sehari-hari.

Penyebab Lonjakan Harga Cabai Rawit Merah

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengungkapkan bahwa lonjakan harga cabai rawit merah disebabkan oleh gagal panen di berbagai sentra produksi. Faktor utama yang menyebabkan gagal panen tersebut adalah banjir dan cuaca ekstrem. Akibatnya, stok cabai rawit menipis dan harga pun semakin tinggi.

Menurut Abdul Hamid, kondisi iklim yang tidak menentu membuat banyak petani cabai rawit merah mengalami kerugian. Selain itu, tanaman cabai rawit merah rentan terkena hama penyakit dan tidak bisa dipanen saat hujan turun. Hal ini membuat harga cabai rawit merah di tingkat petani tembus Rp 95.000/kg, jauh di atas harga acuan pembelian (HAP) sebesar Rp 25.000/kg sampai Rp 31.500/kg.

Dampak Lonjakan Harga Cabai Rawit Merah

Tingginya harga cabai rawit merah di tingkat petani berdampak langsung pada harga di pasar. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional mencapai Rp 86.300 per kg. Namun, di beberapa pasar, harga cabai rawit merah bahkan tembus Rp 130.000/kg.

Contohnya, harga cabai rawit merah di Pasar Jatinegara telah mencapai Rp 130.000/kg, Pasar Kramatjati Rp 133.150/kg, dan Pasar Minggu Rp 105.000/kg. Dengan harga sebesar itu, cabai rawit merah menjadi setara dengan harga daging sapi. Harga sapi kualitas I tercatat Rp 137.000/kg dan kualitas II Rp 131.650/kg.

READ  Penyewaan Bus untuk Instansi Polisi-TNI: Harga Murah, Perlindungan Belum Pasti

Badan Pangan Nasional Buka Suara

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengungkapkan bahwa akibat curah hujan tinggi dan banjir, kondisi cabai pun cepat membusuk. Banjir dan angin kencang juga menyebabkan tanaman cabai rusak, terutama di daerah-daerah seperti Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Ketut menjelaskan bahwa beberapa sentra produksi cabai mengalami banjir, yang berpotensi mengakibatkan kehilangan produksi hingga 60%-70%. Hal ini tentu akan berdampak pada pasokan cabai di pasaran dan harga yang semakin tinggi.

Prospek Harga Cabai Rawit Merah ke Depan

Meskipun situasi harga cabai rawit merah saat ini cukup tinggi, Ketut berharap bahwa harga akan kembali stabil menjelang Ramadan. Targetnya adalah agar harga cabai rawit merah dapat turun mendekati harga acuan pembelian (HAP). Namun, Ketut juga mengungkapkan keraguan apabila cuaca ekstrem terus berlanjut.

Di bulan Februari, diharapkan produksi cabai akan mulai meningkat. Namun, apabila cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan banjir masih terjadi, penurunan harga cabai rawit merah mungkin akan terhambat. Namun, dengan kondisi cuaca yang membaik, harga cabai rawit merah kemungkinan akan mengalami penurunan secara bertahap.

Meskipun situasi harga cabai rawit merah saat ini memprihatinkan, sebagai konsumen kita dapat tetap mengambil langkah bijak dalam mengatur pengeluaran dan menjaga kestabilan keuangan pribadi. Semoga situasi harga cabai rawit merah segera membaik dan kembali stabil untuk keberlangsungan ekonomi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *