Pengantar
Michelle Yeoh, seorang aktris terkenal yang dikenal dengan perannya dalam film-film seperti “Crazy Rich Asians” dan “Wicked”, baru-baru ini berbagi kisahnya tentang perjuangan dengan masalah infertilitas. Infertilitas adalah gangguan reproduksi yang dapat menyebabkan kesulitan untuk hamil. Bagi Yeoh, infertilitas membawa perasaan gagal dan perjalanan emosional yang panjang.
Persiapan untuk Kehamilan
Yeoh mengungkapkan bahwa dia selalu bercita-cita untuk memiliki anak. Untuk mencapai tujuannya, dia menjalani berbagai perawatan kesuburan yang tidak selalu mudah. Setiap bulan, proses ini membawa perasaan kegagalan dan kekecewaan yang mendalam baginya.
Penerimaan dan Belajar untuk Berdamai
Meskipun butuh waktu lama bagi Yeoh untuk menerima kenyataan bahwa dia tidak dapat hamil, dia akhirnya belajar untuk berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Dia menyadari bahwa ada hal-hal di tubuhnya yang tidak berfungsi dengan sempurna, dan dia perlu menerima kenyataan itu dan melanjutkan kehidupannya.
Statistik Infertilitas Global
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 17,5 persen dari populasi orang dewasa di seluruh dunia mengalami masalah infertilitas. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini tidaklah jarang dan banyak orang harus menghadapinya dalam hidup mereka.
Pengaruh Infertilitas terhadap Hubungan
Yeoh juga mengungkapkan bagaimana infertilitas memengaruhi pernikahannya dengan raja bisnis Hong Kong, Dickson Poon. Ketidakmampuannya untuk memiliki anak kandung menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan perceraian mereka. Yeoh kemudian menikah dengan Jean Todt setelah 19 tahun bertunangan dan menekankan pentingnya komunikasi terbuka tentang keluarga berencana dalam hubungan.
Pengalaman Sebagai Ibu Baptis
Dalam sebuah wawancara, Yeoh juga membagikan pengalamannya sebagai ibu baptis dari anak Dickson Poon. Meskipun dia tidak memiliki anak kandung, dia merasa bahagia dengan hubungan yang dia bangun dengan anak-anak baptisnya dan keponakan-keponakannya.
Kesimpulan
Michelle Yeoh adalah contoh inspiratif bagi banyak orang yang berjuang dengan infertilitas. Dia mengajarkan pentingnya menerima diri sendiri dan melanjutkan kehidupan dengan penuh semangat meskipun menghadapi rintangan. Kisahnya juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dalam hubungan, terutama saat menghadapi masalah keluarga seperti infertilitas.
(nu2/nu2)
