1. Pengantar
Saham raksasa teknologi Nvidia mengalami penurunan drastis setelah aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, semakin populer. Produsen chip Amerika tersebut kehilangan nilai pasar hampir US$ 600 miliar atau sekitar Rp 9.731,7 triliun pada Senin (27/1) kemarin.
2. Dampak Terhadap Nvidia dan Para Pebisnis Teknologi
Berdasarkan laporan Bloomberg, nilai kekayaan pendiri Nvidia, Jensen Huang, turut menyusut sebesar US$ 20,1 miliar atau 20% dari total kekayaannya. Hal ini terjadi akibat aksi jual besar di sektor teknologi menyusul meningkatnya perhatian terhadap pengembang DeepSeek, yang mengguncang pasar saham global.
3. Kehadiran DeepSeek di Pasar Teknologi
DeepSeek merupakan chatbot AI asal China yang dibuat dengan biaya lebih murah dibanding pesaingnya. Aplikasi ini diluncurkan baru-baru ini dan telah menjadi aplikasi gratis paling banyak diunduh di AS. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dominasi AI di AS dan skala investasi yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan AS.
4. Penurunan Nilai Saham Perusahaan Lain
Raksasa chip AI seperti Nvidia, Microsoft, dan Google juga mengalami penurunan nilai saham setelah kehadiran DeepSeek. Hal ini menunjukkan dampak besar dari aplikasi AI baru yang muncul di pasar.
5. Investasi dalam Infrastruktur AI
Pekan lalu, OpenAI bersama sekelompok perusahaan lain berjanji untuk menginvestasikan US$ 500 miliar dalam membangun infrastruktur AI di AS. Presiden AS, Donald Trump, menyebutnya sebagai proyek infrastruktur AI terbesar dalam sejarah untuk menjaga masa depan teknologi di AS.
6. Kemunculan DeepSeek dan Dampaknya di Pasar Global
DeepSeek menghasilkan teknologi yang setara dengan model terbaru OpenAI untuk tugas-tugas seperti matematika, coding, dan penalaran bahasa. Popularitas tiba-tiba DeepSeek telah mengejutkan pasar saham di Eropa dan Amerika dengan saham perusahaan-perusahaan teknologi turun drastis.
7. Kesimpulan
Kemunculan DeepSeek telah mengubah dinamika pasar teknologi global dengan mempengaruhi nilai saham perusahaan raksasa seperti Nvidia dan Microsoft. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat di bidang AI, perusahaan-perusahaan teknologi harus siap menghadapi perubahan yang cepat dan beradaptasi dengan perkembangan baru di industri ini.
Sumber:
Artikel di atas disadur dari detik.com
