Pelajaran Berharga dari Kegagalan Investasi RI Vs Vietnam

Pelajaran Berharga dari Kegagalan Investasi RI Vs Vietnam

Vietnam Mengalahkan Indonesia dalam Perebutan Investor Asing

### Persaingan Antara Indonesia dan Vietnam dalam Menarik Investor Asing
Vietnam telah menjadi salah satu negara tetangga yang menjadi pesaing besar bagi Indonesia dalam memperebutkan investor asing. Salah satu contohnya adalah kekalahan Indonesia dalam merebut ‘hati’ perusahaan teknologi multinasional Amerika Serikat (AS), Nvidia Corporation. Nvidia berencana untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), serta pusat data AS di negara tersebut dengan nilai investasi mencapai US$ 200 juta atau setara Rp 3,26 triliun.

### Kekalahan Indonesia dalam Menggaet Investor Asing
Selain kekalahan dalam merebut hati Nvidia, Indonesia juga kalah dalam menggaet perusahaan teknologi terkemuka lainnya, seperti Apple. Apple telah masuk ke Vietnam dengan membawa investasi senilai US$ 15,8 miliar atau sekitar Rp 257,54 triliun. Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa Indonesia seringkali kalah dari Vietnam dalam memperebutkan investor. Contohnya adalah kekalahan Indonesia dalam memikat perusahaan otomotif asal China, Chery, yang memilih untuk berinvestasi di Thai Binh Vietnam.

### Relokasi Perusahaan Asing ke Vietnam
Selain Chery, beberapa perusahaan asing lainnya juga memilih untuk merelokasi operasional mereka ke Vietnam. Contohnya adalah PT Hung-A dari Korea Selatan yang telah mengekspor lebih dari 70% produksinya ke Eropa, termasuk merek ban ternama dunia, Dunlop. Perusahaan asal Taiwan, Full Ding Furniture Co. LTD, juga memilih untuk ‘hijrah’ ke Vietnam pada tahun 2015. Selain itu, perusahaan alas kaki asal Denmark, PT ECCO Indonesia, juga memindahkan sebagian produksinya ke Vietnam pada tahun 2018.

### Faktor Penyebab Kekalahan Indonesia
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kekalahan Indonesia dalam bersaing memperebutkan investor asing. Pertama, regulasi dan perizinan investasi yang lebih mudah di Vietnam karena menggunakan sistem sentralisasi. Kedua, Vietnam telah memiliki banyak perjanjian kerjasama multilateral dan bilateral dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Ketiga, upah tenaga kerja yang dikendalikan pemerintah di Vietnam membuat biaya tenaga kerja lebih terkendali. Keempat, biaya dalam menjalankan bisnis di Vietnam lebih murah dibandingkan dengan Indonesia.

### Peringkat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
Berdasarkan laporan Bank Dunia mengenai Ease of Doing Business (EoDB), peringkat Indonesia masih belum mampu melampaui negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Malaysia menjadi negara dengan peringkat tertinggi di antara keempat negara tersebut, diikuti oleh Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina. Aspek penilaian seperti izin konstruksi dan perlindungan investor minoritas menjadi faktor utama dalam menentukan peringkat EoDB.

### Kesimpulan
Indonesia perlu memperbaiki regulasi dan perizinan investasi, menjalin lebih banyak kerjasama internasional, mengendalikan biaya tenaga kerja, serta memperbaiki kondisi bisnis agar lebih menarik bagi investor asing. Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia diharapkan dapat bersaing lebih baik dalam memperebutkan investor asing dan meningkatkan daya saing ekonomi negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *