Pemerintah Jepang sedang mengawasi dengan ketat rencana akuisisi Induk Circle-K terhadap 7-Eleven. Menteri Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, menyatakan kekhawatiran bahwa potensi akuisisi tersebut dapat berdampak negatif pada keamanan negara.
Potensi Dampak Akuisisi Circle-K terhadap 7-Eleven
Menteri Akazawa menekankan pentingnya keberadaan 7-Eleven dalam mendukung masyarakat Jepang, terutama dalam situasi bencana. Dia mengatakan bahwa toko serba ada 7-Eleven telah menjadi sumber bantuan yang penting bagi masyarakat dalam situasi darurat, seperti penyediaan makanan dan kebutuhan dasar.
Penolakan Tawaran Akuisisi dari ACT
Sebagai respons terhadap tawaran akuisisi dari Alimentation Couche-Tard (ACT), pemilik 7-Eleven di Jepang, Seven & I, telah menolak tawaran tersebut. Keluarga pendiri Seven & I sedang dalam proses untuk menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan tertutup sebagai langkah untuk melindungi dari upaya pengambilalihan.
Penawaran Circle-K terhadap 7-Eleven
Circle-K menawarkan pembelian seluruh saham 7-Eleven seharga US$ 14,86 per saham secara tunai. Potensi kesepakatan tersebut diperkirakan bernilai US$ 38,5 miliar menurut perhitungan Reuters.
Reaksi Seven & I terhadap Tawaran Akuisisi
Seven & I telah menegaskan bahwa mereka akan menolak setiap proposal yang dapat menghilangkan nilai intrinsik perusahaan dari pemegang saham mereka. Mereka juga menyatakan kesiapan untuk membuka diri terhadap tawaran yang lebih tinggi.
Peningkatan Nilai Pasar Seven & I
Setelah berita tentang tawaran akuisisi tersebut, saham Seven & I mengalami kenaikan yang signifikan. Nilai pasar perusahaan tersebut melonjak di atas US$ 38 miliar, menurut laporan dari Financial Times.
Kesimpulan
Dalam situasi yang masih berkembang ini, Pemerintah Jepang dan pemegang saham Seven & I terus memantau perkembangan terkait rencana akuisisi Circle-K terhadap 7-Eleven. Kedua pihak berkomitmen untuk menjaga kepentingan negara dan nilai perusahaan dalam menghadapi situasi ini.
Terima kasih telah membaca artikel ini.