I. Sejarah Biru Mesir: Pigmen Kuno yang Megah
Di halaman Istana Agung Kaisar Nero, tempat pesta-pesta legendaris pernah membuat takjub, para arkeolog menemukan bongkahan raksasa pigmen Biru Mesir murni, kira-kira seukuran jeruk bali. Ribuan tahun lalu, orang Mesir kuno menciptakan pigmen biru yang mereka gunakan untuk menggambarkan dewa dan bangsawan. Pigmen tersebut dikenal dengan Egyptian Blue atau Biru Mesir.
II. Penemuan Langka di Domus Aurea
Peninggalan langka ini ditemukan selama penggalian di Domus Aurea, kediaman monumental yang ditugaskan oleh Kaisar Nero dan terletak di dekat Colosseum di jantung kota Roma kuno. Bangunan ini dibangun setelah Kebakaran Besar tahun 64 M, sebuah bencana yang dituduhkan dilakukan oleh Nero untuk membersihkan tempat bagi istana barunya yang megah.
II.a. Pigmen Biru Mesir Seberat 2,4 Kg
Dalam penggalian tersebut, para peneliti menemukan dua baskom yang berisi pigmen warna yang digunakan dalam dekorasi dinding, termasuk taburan oker merah dan kuning. Namun, yang paling luar biasa adalah penemuan bongkahan besar pigmen Biru Mesir seberat 2,4 kg.
II.b. Keindahan Domus Aurea
Domus Aurea adalah tempat yang sangat mewah, persis seperti apa yang dibayangkan dari seorang pemimpin yang dikenal tiran dan bermewah-mewahan seperti Nero. Istana ini memiliki puluhan ruangan yang dihias dengan sangat indah, termasuk kamar mandi dengan air biasa dan air belerang, serta beberapa ruang perjamuan.
III. Penggunaan Pigmen Biru Mesir di Seni Kuno
Biru Mesir merupakan bahan utama dalam kemegahan istana. Pigmen buatan ini sangat dicari oleh para penguasa di seluruh dunia kuno. Pigmen ini digunakan dalam karya seni untuk menciptakan warna yang lebih dingin dan lebih nyata pada kulit tokoh, untuk meningkatkan chiaroscuro pada lipatan pakaian, dan untuk menambahkan kilau yang mencolok pada mata.
III.a. Sejarah Penggunaan Pigmen Biru Mesir
Penggunaan pigmen yang paling awal didokumentasikan berasal dari pertengahan milenium ketiga di Mesir dan Mesopotamia, tetapi kemudian menyebar luas di sebagian besar wilayah Mediterania kuno. Salah satu pusat produksi berada di kota Alexandria di Mesir, meskipun diketahui bahwa pigmen ini juga diproduksi secara lokal di semenanjung Italia.
III.b. Jejak Pigmen Biru Mesir di Pompeii
Jejak pigmen ini bahkan telah ditemukan di antara reruntuhan Pompeii, kota Romawi yang ditenggelamkan dan terawetkan oleh letusan gunung berapi pada 79 Masehi.
IV. Harapan Peneliti untuk Penggalian di Domus Aurea
Para peneliti di Colosseum Archaeological Park berharap bahwa pekerjaan mereka yang sedang berlangsung di Domus Aurea akan mengungkap lebih banyak bukti warna biru Mesir dan menemukan bagaimana pengrajin kuno menggunakan pigmen yang menakjubkan ini.
IV.a. Komentar Direktur Colosseum Archaeological Park
“Daya tarik yang tersampaikan oleh kedalaman warna biru pigmen ini sungguh luar biasa,” kata Alfonsina Russo, Direktur Colosseum Archaeological Park, dalam sebuah pernyataan.
“Sekali lagi, Domus Aurea memukau dan memperlihatkan kecemerlangan warna yang digunakan oleh para pelukis yang dengan terampil menghiasi ruangan-ruangan istana kekaisaran yang berharga dan berkelas ini,” tambah Russo.
V. Kesimpulan
Penemuan bongkahan Biru Mesir di Domus Aurea membawa kita pada petualangan arkeologi yang memukau. Pigmen ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah seni dan kekaisaran Romawi, tetapi juga mengungkapkan keajaiban teknologi dan keindahan yang diciptakan oleh peradaban kuno. Semoga penggalian di Domus Aurea akan terus memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang penggunaan pigmen Biru Mesir dan warisan kuno lainnya.
(rns/fay)