Indonesia baru-baru ini resmi bergabung dengan BRICS, sebuah poros kekuatan ekonomi baru yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok ini telah menimbulkan berbagai spekulasi, terutama terkait dengan dampaknya terhadap hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).
Dampak Bergabungnya Indonesia dengan BRICS
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno, bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS tidak secara langsung berdampak pada pengenaan tarif perdagangan. Hal ini dikarenakan AS lebih fokus pada negara-negara yang menciptakan defisit perdagangan, seperti Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.
Analisis Terhadap Tarif Perdagangan
Arif menjelaskan, “Tarif itu nggak ada hubungannya dengan BRICS karena yang kena tarif itu negara non-BRICS juga akan kena. Kalau saya lihat dari berbagai analisa yang ada Eropa, Jepang, Korea, pokoknya negara yang punya menciptakan defisit perdagangan Negara Amerika Serikat ya yang kena.”
Tantangan yang Dihadapi Indonesia dalam BRICS
Selain dampak positif, bergabungnya Indonesia dengan BRICS juga membawa tantangan tersendiri. Salah satunya adalah tudingan bahwa Indonesia menjadi anti negara Barat karena keanggotaannya di BRICS. Namun, Arif menegaskan bahwa Indonesia juga terlibat dalam organisasi lain seperti G20 dan OECD.
Ancaman dari Trump terhadap BRICS
Selama masa pemerintahannya, Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengancam akan menerapkan tarif impor hingga 100% jika BRICS menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS. Ancaman ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara BRICS.
Prospek Indonesia di BRICS
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, bergabungnya Indonesia dengan BRICS juga membuka peluang baru untuk ekonomi Indonesia. Dengan bergabung ke dalam kelompok ini, Indonesia dapat memperluas kerjasama ekonomi dengan negara-negara anggota BRICS dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Menunggu Pelantikan Trump
Arif menyatakan bahwa Indonesia akan menunggu proses pelantikan Presiden AS yang baru untuk melihat perkembangan lebih lanjut terkait hubungan BRICS dengan AS. Pelantikan Presiden AS biasanya dilakukan pada tanggal 20 Januari setiap periode.
Kesimpulan
Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, negara ini dihadapkan pada berbagai dampak dan tantangan. Namun, dengan kesiapan dan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan keanggotaannya dalam kelompok ini untuk meningkatkan kedudukan ekonomi dan geopolitik di tingkat global.