Prabowo Minta Pengawasan Ketat 2 Menteri Inpex Garap Blok Masela 2025

Prabowo Minta Pengawasan Ketat 2 Menteri Inpex Garap Blok Masela 2025

Petinggi Perusahaan Jepang dari Japinda

Pada Kamis, 5 Desember 2024, petinggi perusahaan asal Jepang yang tergabung dalam Japan Indonesia Association (Japinda) bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Salah satu perusahaan yang hadir adalah perusahaan minyak dan gas (migas), Inpex.

Proyek Ladang Gas Bumi Blok Masela

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan bahwa Inpex akan menggarap proyek ladang gas bumi Blok Masela, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Proyek ini diharapkan dapat berjalan mulai tahun depan dan selesai dalam beberapa tahun ke depan.

Pengembangan Blok Masela oleh Inpex

Menurut Rosan, Blok Masela dapat berproduksi pada tahun 2030. Untuk itu, ia bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto diminta untuk mengawal ketat pengembangan proyek ini agar tantangan yang ada dapat diselesaikan dengan cepat.

Biaya Investasi Proyek Blok Masela

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa proyek pengembangan blok Masela akan menelan biaya investasi mendekati US$ 21 miliar atau setara dengan Rp 333,1 triliun. Inpex telah menyelesaikan seluruh dokumen perencanaan proyek dan rencana pengembangan blok Masela dapat dieksekusi dalam waktu dekat.

Pengurangan Dampak Lingkungan

Airlangga menambahkan bahwa penambahan fasilitas Carbon Capture, Utilization, dan Storage (CCUS) maupun Carbon Capture Storage (CSS) akan dilakukan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Hal ini merupakan bagian dari pengembangan proyek yang dilakukan oleh Inpex.

Kesimpulan

Dari pertemuan antara petinggi perusahaan Jepang dan Presiden Prabowo Subianto, terlihat bahwa kerja sama dalam pengembangan proyek energi seperti ladang gas bumi Blok Masela menjadi hal yang penting. Dengan investasi yang besar dan perencanaan yang matang, diharapkan proyek ini dapat memberikan manfaat bagi negara dan lingkungan sekitarnya.

READ  Mengikuti Langkah Dedolarisasi BRICS: Keuntungan atau Kerugian?

(hns/hns)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *