Deflasi Harga Beras: Anomali di Tengah Kekeringan
—
Pengenalan
Di tengah kondisi El Nino yang memperburuk kekeringan di berbagai daerah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat anomali berupa deflasi pada komoditas beras. Pada November 2024, harga beras mengalami penurunan sebesar 0,45% dengan andil deflasi sebesar 0,02%.
Penurunan Harga Beras di 26 Provinsi
Deflasi harga beras terjadi di 26 provinsi, dengan penurunan terdalam tercatat di Papua Pegunungan sebesar 4,64%. Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa penurunan harga ini didorong oleh panen di sejumlah sentra produksi.
Penyebab dan Kontribusi Panen
Selain itu, panen di beberapa daerah seperti Bali dan Jambi juga menunjukkan kontribusi signifikan terhadap deflasi harga beras. Di Bali, panen Tabanan meningkatkan stok gabah, sementara di Jambi, banyak gabah yang tersimpan di penggilingan.
Penurunan Harga Beras
Penurunan harga beras disebabkan oleh penurunan harga gabah kering panen, gabah kering giling, beras medium, dan premium. Harga gabah kering panen turun sebesar 1,86% secara bulanan dan 6,18% secara tahunan, sedangkan gabah kering giling turun sebesar 1,84% secara bulanan dan 8% secara tahunan.
Program Kementan yang Mempengaruhi Stabilitas Produksi
Deflasi ini menjadi fenomena unik mengingat tekanan inflasi beras biasanya meningkat selama periode kekeringan. Namun, program intensifikasi lahan rawa, ekstensifikasi, dan penggunaan teknologi serta mekanisasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menjaga stabilitas produksi.
Upaya Kementan untuk Memperkuat Produksi Pangan
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch. Arief Cahyono, menyatakan bahwa Kementan terus berupaya memperkuat produksi pangan dengan menyediakan benih, pupuk, dan sarana produksi lainnya untuk memastikan keberlanjutan produksi.
Optimisme Menuju Swasembada Pangan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah memasifkan pemberian bantuan pompa dan menggiatkan optimasi lahan rawa (oplah) selama tahun 2024. Program-program ini telah menghasilkan peningkatan produksi yang signifikan dan mendukung visi Indonesia mencapai swasembada pangan pada 2025.
Kenaikan Produksi Pangan Indonesia
Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa produksi pangan Indonesia mengalami kenaikan, dengan cadangan beras saat ini terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan juga menyatakan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai 8 juta ton hingga akhir tahun ini.
Kesimpulan
Deflasi harga beras yang terjadi di tengah kondisi kekeringan menunjukkan bahwa program-program inovatif dari Kementan telah berhasil menjaga stabilitas produksi pangan. Dengan upaya yang terus ditingkatkan, Indonesia semakin dekat dengan impian swasembada pangan pada tahun 2025.
—
Dengan demikian, deflasi harga beras menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan ekstrem dan tetap menjaga ketahanan pangan untuk rakyatnya. Semoga upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan para petani terus memberikan hasil yang positif untuk masa depan pangan Indonesia.