Renovasi Pasar Munjul Telah Terbengkalai Selama 10 Tahun dengan Biaya Rp 10,2 Miliar

Renovasi Pasar Munjul Telah Terbengkalai Selama 10 Tahun dengan Biaya Rp 10,2 Miliar

Revitalisasi Pasar Munjul: Konstruksi yang Mangkrak dan Dampaknya bagi Pedagang

Revitalisasi pasar Munjul di Jakarta Timur telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Proyek pembangunan senilai Rp 10,2 miliar tersebut telah mangkrak selama lebih dari 10 tahun, meninggalkan bangunan yang terbengkalai dan tampak seperti reruntuhan.

### Sejarah Revitalisasi Pasar Munjul
Proyek revitalisasi pasar Munjul pertama kali diumumkan oleh Unit Pelaksana Teknis Lokasi Binaan (UPT Lokbin) Jakarta pada tahun 2014. Pada akhir tahun itu, area pasar kering dan daging direlokasi ke penampungan sementara di belakang pasar dekat Jalan Tol Jagorawi. Pada tahun 2015, pembangunan gedung baru dimulai, namun sayangnya hanya berlangsung selama empat bulan sebelum terhenti secara tiba-tiba.

### Dampak bagi Pedagang
Pedagang di pasar Munjul merasakan dampak yang signifikan akibat mangkraknya proyek revitalisasi. Omzet penjualan mereka turun drastis karena lokasi penampungan yang tidak layak guna. Banyak pembeli enggan untuk berkunjung ke pasar tersebut, menyebabkan penurunan pendapatan pedagang.

### Retribusi Bulanan yang Menyulitkan
Meskipun proyek revitalisasi mangkrak, pedagang masih diwajibkan membayar uang retribusi bulanan kepada Pemprov Jakarta. Besaran uang retribusi ini terus mengalami kenaikan, mencapai Rp 200 ribu per bulan. Hal ini membuat banyak pedagang merasa kesal karena tidak mendapatkan imbal balik dari pemerintah.

### Konstruksi yang Tidak Selesai
Proyek revitalisasi pasar Munjul hanya dilakukan untuk los kering seperti pakaian, perabot rumah tangga, dan produk plastik. Namun, setelah pembangunan baru berlangsung selama tiga bulan, bangunan tersebut mangkrak begitu saja. Pedagang yang merasa tidak betah di tempat penampungan sementara yang tidak layak guna memilih untuk pindah dan membangun kios sendiri.

### Masalah Retribusi dan Penurunan Omzet
Besaran uang retribusi yang terus meningkat dan kondisi penampungan yang tidak layak guna telah menyebabkan penurunan omzet pedagang hingga 90%. Banyak pedagang akhirnya gulung tikar karena tidak mampu bertahan. Dari ratusan pedagang yang dulu berjualan di area tersebut, saat ini hanya tersisa sekitar 30-50 pedagang.

READ  Logitech Kolaborasi dengan Dobujack untuk Merilis Paket Eksklusif Pop Icon Combo

### Kesimpulan
Revitalisasi pasar Munjul yang mangkrak telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi pedagang lokal. Dari penurunan omzet hingga beban retribusi bulanan yang terus meningkat, kondisi pasar tersebut semakin memperumit kehidupan para pedagang. Pemerintah perlu segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan proyek revitalisasi ini dan memberikan solusi yang adil bagi pedagang yang terdampak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *