Jam Kiamat 2025: Peringatan Terdekat Menuju Kehancuran
Jakarta – Jam Kiamat 2025: Waktu Tengah Malam yang Mendekati Kehancuran
Jam Kiamat 2025 telah resmi diumumkan oleh para ilmuwan. Tahun ini, waktu ‘kiamat’ ditetapkan hanya 89 detik menjelang tengah malam. Bulletin of the Atomic Scientists’ Science and Security Board (SASB) mengutip bahwa ini adalah waktu terdekat yang pernah dicapai Jam Kiamat sepanjang 78 tahun sejarahnya.
Para ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) menyatakan bahwa dunia sedang berada dalam jalur risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya. Waktu Jam Kiamat 2025 maju sedetik dari penetapan Jam Kiamat 2023 dan 2024 (90 detik menuju tengah malam), menandakan urgensi keadaan global saat ini.
Apa Itu Jam Kiamat?
Jam Kiamat adalah jam simbolis yang mewakili kemungkinan risiko bencana global buatan manusia. Dikelola oleh para ilmuwan anggota BAS di University of Chicago sejak tahun 1947, Jam Kiamat menjadi indikator penting dalam menilai kemajuan ilmu pengetahuan dan risikonya pada manusia. BAS didirikan oleh sekelompok ilmuwan ahli atom yang bekerja pada uji coba bom nuklir Manhattan Project.
Awalnya, Jam Kiamat dibuat untuk mengukur risiko ancaman nuklir. Waktu pada jam berubah sesuai dengan perkiraan para ilmuwan tentang seberapa dekat manusia akan mengalami kehancuran total. Meskipun tidak dirancang untuk mengukur ancaman konkret terhadap Bumi, keberadaan Jam Kiamat dapat memicu percakapan tentang topik ilmiah yang kompleks seperti perubahan iklim.
Pernyataan Jam Kiamat 2025
Jam Kiamat 2025 menyatakan bahwa umat manusia semakin dekat dengan bencana global. Meskipun ada tanda-tanda bahaya yang jelas, para pemimpin negara dan masyarakat belum melakukan langkah yang cukup untuk mengubah arah. Dalam pernyataan SASB, Jam Kiamat 2025 menggeser waktu menjadi 89 detik mendekati tengah malam, menunjukkan urgensi situasi yang dihadapi manusia saat ini.
Para ilmuwan sangat berharap agar para pemimpin dunia menyadari kesulitan eksistensial yang dihadapi dan mengambil tindakan berani untuk mengurangi ancaman dari senjata nuklir, perubahan iklim, serta potensi penyalahgunaan ilmu biologi dan teknologi baru.
Tren Nuklir Berbahaya dan Perubahan Iklim
Manpreet Sethi, PhD., peneliti di Centre for Air Power Studies di New Delhi, India, mengungkapkan bahwa risiko penggunaan nuklir terus meningkat, sementara perjanjian untuk menyelamatkan Bumi terbukti tidak efektif. Tren ini terlihat dari tindakan Rusia, China, dan Amerika Serikat yang cenderung memperluas persenjataan nuklir mereka.
Di sisi lain, perubahan iklim menjadi ancaman serius. Robert Socolow, PhD., profesor emeritus di Princeton University, menyebutkan bahwa tahun 2024 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat. Cuaca ekstrem dan peristiwa iklim lainnya seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan semakin menghancurkan masyarakat dan ekosistem di seluruh dunia.
Ancaman Biologis dan Teknologi Disruptif
Ancaman dari penyakit menular juga menjadi fokus perhatian. Suzet McKinney, kepala dan direktur Life Sciences untuk Sterling Bay, menyoroti kekhawatiran atas proliferasi laboratorium patogen di seluruh dunia. Selain itu, penyalahgunaan kecerdasan buatan dalam penelitian biologi juga menjadi ancaman serius.
Ilmuwan juga mempertanyakan penggunaan kecerdasan buatan dalam senjata perang. Herb Lin, ScD., dan Hank J. Holland Fellow, menyoroti potensi bahaya dari senjata otonom yang dapat menghancurkan tanpa campur tangan manusia.
Tindakan Mendesak
Dalam menghadapi berbagai ancaman global ini, para pemimpin dunia diminta untuk bertindak bersama. Juan Manuel Santos, Ketua The Elders, menekankan pentingnya kepemimpinan yang berani dan kerja sama global dalam menghadapi tantangan ini. Setiap detik sangat berarti dalam upaya menjauhkan dunia dari kehancuran.
Peringatan dari Jam Kiamat 2025 harus dijadikan momentum untuk memulai dialog dan tindakan nyata dalam mengatasi ancaman eksistensial yang dihadapi manusia saat ini. Hanya dengan langkah bersama, manusia dapat memutar balik waktu dan menjauh dari kehancuran yang semakin mendekat.
Kesimpulan
Jam Kiamat 2025 menjadi peringatan yang sangat penting bagi umat manusia. Dengan waktu yang semakin mendekat menuju tengah malam, kesadaran akan ancaman global harus menjadi prioritas bagi semua pihak. Langkah konkret dan tindakan bersama harus segera dilakukan untuk mencegah kehancuran yang semakin dekat.
Saat ini adalah saat yang tepat bagi para pemimpin dunia untuk bersatu dan mengambil langkah-langkah berani dalam menghadapi tantangan eksistensial yang dihadapi manusia. Setiap tindakan kecil dapat memberikan dampak besar dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia dan planet ini.
(rns/rns)