7 Game Online Berbahaya yang Membutuhkan Pengawasan Orang Tua, Efeknya Mencemaskan


Game online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di era digital saat ini. Namun, tahukah Anda bahwa ada tujuh jenis game online yang dapat berdampak negatif bagi anak jika tidak diawasi dengan baik? Mulai dari kecanduan, risiko finansial, hingga ancaman predator online. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk memahami risiko yang dapat mengintai anak-anak ketika bermain game online.

Peringatan ini disampaikan oleh Pater Haryatmoko, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bidang kebudayaan, dalam sebuah diskusi dengan tema “Smart Parenting in The Digital Era” di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta. Pakar teknologi informasi, Richardus Eko Indrajit, juga turut menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.

Romo Moko, panggilan akrab Haryatmoko, mengimbau orang tua untuk membatasi waktu bermain game online bagi anak-anak. Selain itu, orang tua juga perlu mengedukasi anak-anak tentang risiko yang terkait dengan game online, seperti adiksi dan transaksi mikro yang tidak terkendali. Mengawasi interaksi online anak-anak juga sangat penting untuk memastikan mereka tidak terpapar oleh predator online.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Orang tua dapat mendorong anak-anak untuk melakukan aktivitas alternatif seperti olahraga, membaca, atau mengejar hobi lain di dunia nyata,” kata Romo Moko, yang juga merupakan dosen komunikasi pasca-sarjana di Universitas Indonesia.

Romo Moko juga menyarankan orang tua untuk bermain bersama dengan anak-anak mereka. Hal ini bertujuan untuk memahami jenis game yang disukai anak-anak dan sekaligus memberikan bimbingan secara langsung.


7 Jenis Game Online yang Perlu Diwaspadai

1. Massive Multiplayer Online Role-Playing Games (MMORPG)

Contoh game ini antara lain World of Warcraft, Genshin Impact, hingga Final Fantasy XI. Game ini memiliki potensi dampak negatif karena sesi bermain yang panjang karena konsep grinding (pengumpulan item atau pengalaman). MMORPG ini juga memunculkan fenomena ‘hidup dalam game’ hingga mengabaikan kehidupan sosial dan memiliki risiko transaksi mikro yang bisa memicu pengeluaran uang yang berlebihan.

READ  5 Fakta Mengejutkan Terkait Penipuan Pemilik Travel Umrah yang Dikeluhkan oleh Della Puspita

2. Multiplayer Online Battle Arena

Mobile Legends, League of Legends, Dota2, merupakan contoh game genre ini. Game tersebut memiliki dampak negatif sebab berbasis kompetisi yang bisa memicu toxic behavior berupa kata-kata kasar dan agresif. Game ini juga mendorong kebiasaan bermain terus-menerus untuk meningkatkan peringkat (ranked addiction) dan dapat memicu stres jika mengalami kekalahan atau penurunan peringkat.

3. First-Person Shooter (FPS) & Battle Royale

Contohnya yaitu game Call of Duty: Warzone, PUBG, Free Fire, dan Valorant. Game ini memiliki potensi dampak negatif karena mengandung unsur kekerasan yang dapat memengaruhi cara berpikir dan emosi pemain muda. Selain itu, game ini juga dapat memicu adrenalin tinggi, membuat pemain sulit mengontrol waktu bermain dan bisa menimbulkan frustrasi jika sering mengalami kekalahan, terutama dalam sistem battle royale.

4. Survival & Sandbox Games

Kategori game ini termasuk Minecraft, ARK: Survival Evolved, dan Rust. Permainan tersebut memiliki dampak negatif karena beberapa game memiliki mode tanpa akhir, membuat pemain sulit untuk berhenti bermain. Dampaknya bisa menyebabkan isolasi sosial jika pemain terlalu asyik membangun dunia virtualnya.

5. Gacha Games & Collectible Card Game

Contoh game ini antara lain Genshin Impact, Honkai: Star Rail, dan Fate/Grand Order. Potensi dampak negatif dari game ini adalah mekanisme gacha yang mirip dengan perjudian. Game ini juga dapat menyebabkan pengeluaran tidak terkendali untuk mendapatkan karakter atau item langka. Sistem daily login reward dalam game ini juga dapat memicu kecanduan.

6. Social Simulation & Life Simulation Games

Contohnya yaitu The Sims, Animal Crossing, dan Roblox. Game ini dapat membuat pemain menghindari realitas dengan lebih fokus pada kehidupan virtual. Dalam game Roblox, terdapat risiko interaksi dengan orang asing yang dapat berbahaya bagi anak-anak.

READ  Rahasia Merayu yang Terbukti Efektif dalam Menaklukkan Hati Menurut Ilmu Pengetahuan

7. Gambling & Casino-Style Games

Contoh game ini termasuk CS: Go Skin Gambling, PokerStars, dan Slotomania. Game ini mengandung unsur perjudian yang dapat menanamkan kebiasaan buruk sejak dini. Selain itu, game ini juga dapat memicu pengeluaran uang yang besar dalam bentuk loot boxes atau taruhan virtual.

Pendekatan yang Tepat dalam Penggunaan Teknologi

Eko Indrajit, seorang Pakar Teknologi Informatika, mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, seperti memberikan pupuk pada tanaman. Jika penggunaan teknologi berlebihan, dampaknya dapat berbahaya.

“Orang tua adalah yang paling mengetahui seberapa banyak anak-anak mereka membutuhkan teknologi. Oleh karena itu, orang tua harus terlibat secara aktif dalam penggunaan teknologi anak-anak mereka,” ujarnya.

Oleh karena itu, pendampingan orang tua dalam dunia digital sangat penting agar anak-anak dapat menikmati teknologi tanpa terjebak dalam risiko yang merugikan. Dengan pendekatan yang tepat, game online dapat tetap menjadi sarana hiburan tanpa mengorbankan kesejahteraan anak-anak.

(agt/agt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *