Matahari yang Terbit dari Barat: Apa yang Akan Terjadi?
Selama ribuan tahun, manusia telah terbiasa melihat Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat. Namun, bagaimana jika suatu hari Matahari tiba-tiba muncul dari arah yang berlawanan? Fenomena ini mungkin terdengar aneh, namun dalam ilmu sains hal ini bisa memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan di Bumi.
Apa yang Terjadi Jika Matahari Terbit dari Barat?
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Max Planck Institute of Meteorology di Hamburg, Jerman, jika Bumi tiba-tiba berotasi ke arah yang berlawanan, maka iklim global akan mengalami perubahan drastis. Dalam simulasi komputer yang mereka lakukan, para peneliti berhasil membalikkan beberapa proses fisik yang terjadi akibat rotasi Bumi yang sebenarnya.
Salah satu perubahan utama yang terjadi adalah pembalikan arah gaya Coriolis, yang menyebabkan sistem bertekanan rendah di belahan bumi utara berputar searah jarum jam. Dampaknya sangat signifikan, termasuk perubahan jalur harian Matahari yang terbit dari barat dan terbenam di timur.
Studi ini kemudian dipresentasikan di General Assembly of the European Geosciences Union (EGU) di Wina pada tahun 2018, dan mengungkap beberapa kemungkinan bencana yang bisa terjadi jika Matahari tiba-tiba terbit dari barat:
1. Cuaca Berubah Total
Berdasarkan hasil simulasi, aliran udara akan mengalir dari timur ke barat, mengubah iklim di Pantai Timur Amerika Serikat dan Pantai Barat yang akan menjadi mirip dengan kondisi Pantai Barat saat ini. Hal ini disebabkan oleh aliran udara yang terus menerus menuju Laut Atlantik.
Kondisi ini juga akan menyebabkan musim dingin yang sangat parah di Eropa Barat, karena angin akan membawa udara dingin dari Rusia ke wilayah tersebut.
2. Kekacauan Iklim
Bumi yang berputar mundur akan menyebabkan kekacauan dalam iklim global. Hal ini juga mungkin menjadi salah satu tanda dari kiamat, menurut para peneliti.
Flora Ziemen, penulis utama studi ini, menyatakan bahwa kehidupan di wilayah Eropa barat akan terasa jauh lebih sulit dalam kondisi rotasi yang berlawanan, karena wilayah tersebut akan menjadi sangat dingin.
3. Gurun Sahara Menghilang
Simulasi yang dilakukan juga menunjukkan hilangnya Gurun Sahara, karena wilayah Timur Tengah akan menerima curah hujan yang cukup tinggi. Sebaliknya, wilayah AS bagian tenggara, sebagian besar Brasil, dan Argentina akan menjadi gurun.
Perubahan ini akan mengakibatkan luas Gurun Sahara menyusut hingga 4,2 juta mil persegi lebih kecil daripada kondisi saat ini.
4. Munculnya Cyanobacteria
Dalam simulasi tersebut, terjadi peningkatan produksi cyanobacteria di bagian utara Samudra Hindia. Hal ini disebabkan oleh kombinasi sirkulasi air yang berlawanan dan peningkatan produksi biologis di wilayah tersebut.
Peneliti menyebutkan bahwa kemungkinan cyanobacteria menjadi produsen biologis dominan di lautan yang luas, karena mereka tidak memerlukan nitrat dan air di sekitar mereka mengandung kadar nitrat yang rendah. Meskipun fenomena ini sering terjadi di Bumi, namun dalam skala yang relatif kecil.
Dari hasil studi ini, kita dapat melihat betapa pentingnya rotasi Bumi dalam menjaga keseimbangan iklim global. Meskipun hanya merupakan simulasi komputer, namun dampak dari perubahan arah rotasi Bumi bisa sangat besar dan mungkin sulit diantisipasi.
Sebagai makhluk yang tinggal di planet ini, kita perlu memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam demi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain di Bumi.
(elk/row)